Makna Nadzom "Ayu Manut lan Miturut ning gurune" - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Wednesday, March 15, 2017

Makna Nadzom "Ayu Manut lan Miturut ning gurune"

(Kang Aim, Cirebon 04/03/2017) Alhamdulillah saya sempatkan bertanya kepada para sesepuh dalam kalangan Jamaah Asy-Syahadatain tentang sebuah nadzom yang selalu menjadi dasar Itba' kepada guru, yaitu;

Ayu Manut Lan Miturut Ning Gurune
Mumpung Ana Kang Nuduhaken Dedalane

KH. Idris Anwar menjelaskan bahwa dalam nadzom tersebut ada tiga point yang harus difahami, pertama adalah kata "Manut", manut dalam konteks ini memiliki makna nurut atau patuh pada perintah guru, dalam istilah khusus disebut 'Nurut maring titahe', yang kedua adalah kata "Miturut", miturut dalam konteks ini memiliki makna nurut atau mengikuti kelakuan guru, dalam istilah khusus disebut 'Nurut maring lampahe'. Dan yang ketiga adalah kata "Nuduhaken dedalane", artinya adalah petunjuk jalan keselamatan.
Hubungan dari ketiga hal ini beliau mencontohkan ibarat pencarian sebuah alamat, manut dalam hal ini mengikuti petunjuk yang ada dalam mencari sebuah alamat, sedangkan miturut dalam hal ini mengikuti jalan yang digunakan sang pemberi petunjuk, keduanya akan menuju tempat yang sama dan pasti menemukan tempat yang dicari, namun miturut akan lebih dari segalanya karena mendapatkan lebih banyak ketenangan.


Ki Suta Jaya memaparkan bahwa "manut" berarti nurut atau patuh, seperti halnya murid Syekhuna menjalankan lampah syahadat dari stempel sampai karcis, sedangkan "miturut" berarti tutut atau mengikuti lampah yang tidak diperintahkan secara lisan, seperti halnya beliau sedikit bercerita bahwa disela-sela waktu luangnya seusai tawassul fajar, Ki suta jaya 'leson' atau merebahkan tubuhnya sambil menunggu waktu shubuh yang tak akan lama lagi datang (sekitar sepuluh menitan lagi), namun disaat 'leson'nya tersebut serasa bermimpi namun tidak merasa tidur, datanglah sosok Syekhuna dan berkata "angger bae ya, ora rubah-rubah", sungguh Ki suta jaya sangat terkejut. Menurut beliau larangan keras bagi murid Syekhuna untuk tidur setelah ati salim (wirid Tahajjud) walau pun hal itu tidak diperintahkan secara jelas. sehingga salah satu contoh Miturut adalah tidak tidur atau mengantuk sejak berdiri tahajjud sampai Isyroq Dhuha.


K. Masrukhin saat ditanyakan tentang nadzom ini, beliau diam agak lama dan kemudian lirih bersuara "Ayu manut kang miturut ning gurune", dan kemudian lama terdiam. sebuah jawaban yang membuat saya berfikir keras untuk memaknainya, "Lan" dan "Kang". wallahu a'lam. 
Sungguh masih sangat jauh perjalanan kita untuk menjadi murid Syekhuna, kriteria manut saja masih belum bisa kita laksanakan. 

Ayu Batur bersatu lanang wadone 
Mumpung ana kang nuduhaken dedalane

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad