Sang Pengacara "KH. Idris Anwar Kuningan" Part 1 - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Saturday, December 31, 2016

Sang Pengacara "KH. Idris Anwar Kuningan" Part 1

(Kang Aim, Cirebon 01/01/2017) Kisah ini diambil dari sumber aslinya langsung dan dari beberapa sahabat Syekhuna. KH. Idris Anwar tinggal di Kelurahan Ciporang Kuningan Jawa Barat.

KH. Idris Anwar yang masa kecilnya bernama Ishak adalah anak dari KH. Anwar bin Embah Mesir. KH. Anwar adalah murid dari Guru Besar Kiyai Kholil Bangkalan Madura, beliau diberi pesan oleh gurunya untuk tidak mati dulu sebelum bertemu tuntunan Syahadat Sirri, karena pesan dari gurunya atas kehendak Allah beliau tidak menderita sakit sehingga sampai berusia 125 tahun.

Pada usianya yang sudah sangat tua tersebut, beliau kedatangan tamu seorang pemuda yaitu Habib Umar bin Ismail bin Yahya (Syekhuna semasa muda) beliau menginap selama dua hari. Setelah kedatangan Syekhuna, seminggu kemudian KH. Anwar pun wafat kehadirat Allah swt. subhanallah.... sungguh mulia orang-orang yang dekat dengan Allah. Namun pemahaman terhadap Syahadat Sirri ini tidak ditularkan kepada anaknya yaitu Ishak (KH. Idris Anwar) karena masih mesantren.

Semasa mesantren, KH. Idris Anwar tidak pernah lama tinggal dalam satu pesantren karena selalu diperintahkan pindah ke pesantren lain oleh kiainya pada bulan kedua, bahkan sempat menjabat sebagai lurah santri di Pon-Pes Tebu Ireng namun hanya empat bulan.


Pesantren terakhir yang beliau kunjungi adalah Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon, sampai disana beliau tidak mengaji karena diberi tugas oleh kiainya untuk mengajarkan kitab Fathul Wahab kepada para santri. Tugas itu beliau laksanakan sampai satu tahun pengajian Kitab Fathul Wahabnya khatam, setelah khatam beliau diperintahkan pulang oleh kiyainya.

Sesampainya dirumah beliau dijodohkan dengan seorang gadis anak dari KH. Ishak Cilimus, sehingga namanya diganti Idris Anwar karena memiliki nama yang sama dengan mertuanya, Beliaupun tinggal bersama mertuanya di cilimus dengan membuka pesantren yang cukup asri, keilmuan agamanya didampingi pengetahuan modern yang cukup sehingga menjadikannya tokoh moderat, dirumah mertuanya inilah beliau mendapatkan hidayah untuk mengikuti Syekhuna.

Sampai bertemu lagi pada kisah selanjutnya....

Komentar harap ditulis pada kolom dibawah ini.......... 

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad