Sejarah Jubah Sorban Putih Part 2 - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Saturday, January 14, 2017

Sejarah Jubah Sorban Putih Part 2

(Kang Aim, Cirebon 15/01/2017) Kisah lanjutan dari "Sejarah Jubah Sorban Putih Part 1" ini disampaikan oleh K. Lukman Hakim Wanantara dan dibenarkan oleh Bapa saya sebagai pelaku didalamnya. Di Masjid Panguragan, Syekhuna sedang menunggu sosok 'sang pembuka lahan', dan diwanantara terjadi sebuah cerita.

Syekhunal Mukarrom Habib Umar bin Yahya
K. Lukman Hakim bercerita pada saat itu di Wanantara belum ikut Ngaji Syahadat pada Syekhuna, dan Bapa saya sedang mesantren disana dan sholat dengan menggunakan Jubah Sorban lengkap (karena dimunjul sudah lebih dulu ikut Syekhuna).

K. Lukman menasehati Bapa saya agar jangan menggunakan pakaian tersebut karena KH. Yasin sangat galak, bisa-bisa dimarahi habis-habisan, karena atas perintah dari orangtuanya maka Bapa saya masih tetap menggunakannya.

Pada hari Jumat pagi Bapa saya dipanggil oleh KH. Yasin, kehawatiran K. Lukman menjadi kenyataan sehingga beliau mengikuti Bapa saya dari jauh dengan tujuan mengayomi keponakannya itu.

KH. Yasin bertanya "Din, Jare sapa nganggo pakean mengkonon kuh?" Bapa saya menjawab "Dikon mama", KH. Yasin balik bertanya "Ning Munjule wis putih kabeh tah?" Bapa saya menjawab "Enggih". hanya pertanyaan yang singkat dan tidak ada kemarahan dari sosok yang tegas tersebut.

Disaat sebelum Khutbah, KH. Yasin berdiri menyampaikan berita tentang dibukanya syahadat, dan mengajak semua penduduk wanantara untuk ikut bersamanya menghadap Syekhuna, dan disepakati oleh yang hadir.

Akhirnya pada hari kamis berikutnya, KH. Yasin menggiring para santrinya dengan puluhan 'Per' /Kereta kuda menuju panguragan dan Bapa saya ada didalamnya.  Menurut cerita KH. Yasin tidak segera menghadap Syekhuna bukan karena tidak yakin, tetapi sedang membersihkan diri dulu dari banyaknya ilmu yang dititipkan oleh Embah Syamsuri kepadanya karena akan memasukkan ilmu syahadat yang lebih besar. Subhanallah...

Sesampainya di Panguragan Syekhuna sudah menghadangnya didepan Masjid dengan menggunakan Jubah Sorban lengkap dengan berwarna putih semua, tidak ada satu garis berwarna pun pada pakaian Syekhuna, sesampainya rombongan didepan Syekhuna, Syekhuna berucap dengan suara keras "Tur.. Panguragane Ketara!". Mendengar itu KH. Yasin segera sungkem menghaturkan salam sambil menangis. Subhanallah... sosok yang begitu tegasnya menangis memohon bimbingan pada Syekhuna.

Semoga Kisah ini menjadi Inspirasi kita, berapa kali kita sholat tidak menggunakan Jubah Sorban? Sudah putihkan Jubah Sorban kita? atau masih bergaris-garis? Astaghfirullah... susah sekali membina diri ini, sungguh berat membawa Jubah Sorban ini.


No comments:

Post a Comment

Post Top Ad