Posisi Berhadapan Saat Aurod Maghrib Dalam Pandangan Sepuh - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Sunday, January 8, 2017

Posisi Berhadapan Saat Aurod Maghrib Dalam Pandangan Sepuh

(Kang Aim, Cirebon 09/01/2017) Aurod Maghrib sampai Isya merupakan salah satu metode Syekhuna dalam membina para santrinya, namun posisi duduk yang saling berhadapan menjadi sebuah pertanyaan bagi saya, sehingga menjadi salah satu agenda dari beberapa pertanyan yang ditujukan kepada parasepuh.

Posisi saling berhadapan saat Aurod Maghrib
KH. Idris Anwar menjelaskan bahwa dalam Aurod Maghrib memiliki tiga konsekuen. pertama yaitu Kerelaan/Ridho, ini adalah latihan tingkat pertama agar sang santri mampu melepaskan diri dari keterikatan dengan keduniawiyan, dengan saling berhadapan memiliki arti perintah saling berbagi dengan cara melihat keadaan sesamanya dengan waktu yang agak lama. kedua yaitu Kemoralan/Akhlak, melakukan pengendalian perilaku/ucapan/cara pandang agar tidak menimbulkan hal-hal yang negatif baik pada diri sendiri maupun oranglain. Ketiga yaitu Muroqobah/Konsentrasi, hal ini menjadi sangat penting karena para santri dilatih mengendalikan perbuatan, ucapan, bahkan cara berfikir. dengan berhadapan diharapkan mampu menumbuhkan kemampuan muroqobah melalui berkaca diri.


Ki Suta Jaya menjelaskan bahwa dalam posisi ini para santri dilatih untuk 'belajar ning galie kangkung' melalui satu jiwa, satu rasa, satu tekad, yang dicontohkan melalui wujud dan rupa orang lain.

K. Affandi Kebondanas memaknai posisi ini dengan sebuah metode gilingan padi, karena padi tidak akan terbuka kulitnya kalau hanya digiling sendirian saja, terkelupasnya kulit padi adalah dari gesekan dengan temannya.

Allah Allah ya Allah Gusti Pengeran
Nuhun Kiat Ibadah Kula lagi Blajaran    

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad