Makna "Mongal Mangil Mungup" Part 2 - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Friday, January 20, 2017

Makna "Mongal Mangil Mungup" Part 2

(Kang Aim, Cirebon 20/01/2017)

Iki zaman sampun Mongal Mangil Mungup
Ningal Nunggal Ninggal Syahadat pasti lacut

Ki Suta Jaya memaparkan makna "Mongal Mangil Mungup" pada nadhom tersebut sebagai sifat dari monyet, hal ini membuat saya terkejut sehingga semua indra saya difokuskan untuk memahami pembicaraan beliau. 

Ilustrasi

Beliau menegaskan "Baka sirae kaya ketek, ya pasti lacut" karena si monyet akan melihat temannya yang monyet pula (Ningal), kemudian bergabung dengan teman-temannya yang monyet pula (Nunggal), jadi jelas Syahadate ya dilalawora (Ninggal Syahadat).

Beliau lanjut memaparkan bahwa "Mongal Mangil" memiliki makna satu kesatuan yaitu "Sradag Srudug" seperti sifat monyet yang memiliki naluri demikian, beliau menekankan "ya.. sifate sira", Astaghfirullah.. saya begitu malu. Lantas beliau melanjutkan "Muride Abah, ya kudu Mongal Mangil, kang sejen turu. sirae tangi korah koreh jungker jempalik, ya..!!" Dengan tegas saya menjawab "Enggih bah" (walau sampai sekarang masih tetep suka tidur). Astaghfirullah..

Sedangkan kata "Mungup" artinya adalah Rajanya Monyet, yang artinya sifat Mongal Mangilnya sudah ngraga dalam satu jiwa, satu rasa. Beliau bertanya pada saya "Weruh rajae ketek?" saya menjawab "Boten", beliau menegaskan bahwa rajanya monyet adalah 'Hanoman', kemudian beliau menunjukkan lukisan 'Hanoman' yang ada pada dinding rumahnya diruang tamu. "Kuh Hanoman, Ketek-ketek ga, dicet putih". saya pun kebingungan, beliau lanjut menasihati saya untuk perbanyak baca syahadat, tawassul, dan jangan meninggalkan Duha Tahajjud.

Demikianlah sepenggal cerita, pemahaman mengenai kata tersebut masih panjang, akan disusul pada tulisan berikutnya. Semoga kita benar-benar diaku oleh Syekhuna, amin.  



No comments:

Post a Comment

Post Top Ad