(Kang Aim, Cirebon 15/12/2016) Cerita ini disampaikan oleh Bapa saya sewaktu beliau ikut berziarah ke Banten pada awal-awal pembukaan Syahadat. Dan juga beberapa orang tua bercerita kisah ini.
Makam Raden Fatah Demak |
Pada saat itu belum banyak yang mengaji ke Syekhuna namun rombongan berziarah mencapai tiga mobil bus, berangkat dari Panguragan Ba'da Sholat Dhuha. Sesampainya di Indramayu Karang Sinom Indramayu terlihat seorang lelaki dipinggir jalan memakai 'cotom' (Topi tani) dengan celana dan baju kampret yang sudah kumel menghentikan mobil Syekhuna yang paling depan dan kebetulan Bapa saya ada dalam mobil paling depan, Syekhunapun memerintahkan supir untuk menghentikan mobilnya.
Lelaki tersebutpun masuk dalam mobil dan terlihat sangat akrab dengan Syekhuna, lelaki itu pun berbicara dengan keras dan terdengar oleh seluruh penumpang "Kula ning panguragan wis telat, ya.. kula ngudag bae mriki bah" Syekhuna menjawab "Syukur ya bisa ka udag" syekhuna lanjut mengajak lelaki tersebut duduk dibagian paling belakang dan Syekhuna pun kembali ke depan (Para jamaah kebingungan mendengarkan pembicaraan Syekhuna dengan orang tersebut), Syekhuna lanjut bertanya pada para jamaah "Tur Kenal bli sapa kang manek mobile abah" para jamaah menjawab "Boten.." Syekhuna lanjut menjelaskan bahwa lelaki tersebut adalah Raden Fatah Demak, Serentak para jamaah gugup mencari lelaki tersebut namun sudah tidak ada/tidak terlihat namun para jamaah tidak ada yang berani bertanya pada Syekhuna.
Baca Juga : Sudahkah Hari Ini Membaca Syahadat
Perjalanan pun terus berlanjut setelah istirakhat di Pom Bensin para jamaah saling bercerita dan ternyata dari ketiga bus tersebut mengalami kejadian yang sama, mereka semua merasa satu mobil dengan Syekhuna dan merasa bertemu dengan Raden Fatah yang berpakaian aneh tersebut, Sebelum bus berangkat kembali Syekhuna sudah berdiri dibarisan bus tersebut, para jamaah pun bersalaman dengan Syekhuna sebelum naik bus sambil menangis. Perjalananpun dilanjutkan dengan dengan membaca 'Ya Muhaimin Ya Salam dst' dengan suasana yang begitu indah, air mata membanjiri wajah-wajah mereka, detak jantung menghiasi ketulusan mereka. Sungguh Syekhuna begitu cintanya pada santrinya, Subhanallah..... Sejak itulah nama raden Fatah masuk dalam jajaran wirid Maulana Ya Maulana....
Ayu Batur Sing Kuwat-Kuwat
Gelaraken Iki Syahadat
Babad Dalan Go Akherat
Gamane Karo Syahadat
Komentar harap ditulis pada kolom dibawah ini............
No comments:
Post a Comment