Sudah Benarkah Posisi Berdiri dan Bacaan Kita Saat Marhaban - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Thursday, December 29, 2016

Sudah Benarkah Posisi Berdiri dan Bacaan Kita Saat Marhaban

(Kang Aim, Cirebon 30/12/2016) Tulisan kali ini membahas tentang satu sempalan kalimat dalam posisi berdiri sewaktu Marhabanan yaitu kalimat "Asyroqol badru alayna fahtafat minhul Buduru" "mislahusnikma roayna kottu ya wajhassururi", di kalangan jamaah Asy-Syahadatain kalimat ini memiliki beberapa metode membaca yang berbeda, sehingga perlu dipaparkan beberapa alasan agar kita tidak salah dalam memahaminya. Dan dari kedua kalimat tersebut bacaan yang kedua yaitu "wajhassururi" mempunyai kesepakatan paham, namun pada bacaan yang pertama yaitu "minhul buduru" memiliki banyak paham yang harus dipelajari.

Kalimat tersebut pertama kali saya kenal dari Bapa saya yang memaparkan bahwa kalimat pertama dibaca "Ru" yaitu "...minhul buduru" dan kalimat kedua dibaca "Ri" yaitu ".... wajhas sururi", Bapa saya melarang saya membaca keduanya "Ri", dengan alasan itulah yang dituntun oleh syekhuna.

KH. Idris Anwar memaparkan bahwa dalam membaca hal itu benar semuanya karena memiliki argumen yang sma-sama kuat, namun beliau memberikan saran kepada saya untuk mensukunkan kalimat tersebut sehingga dibacanya "minhul budur" dengan alasan pertama dari segi sirr bahwa bulan purnama yang lainnya kalah oleh sinar bulan dari cahayanya rosulullah, dan yang kedua mengukuhkan kita pada keyakinan terhadap nur muhammad yang 'mutanaqqil' pada Syekhuna.

KH. Khaeruddin Wanantara, K. Zen Graksan, K. Affandi Kebon Danas, Ki Suta Jaya membacanya dengan berharokat Kasroh yaitu "minhul Buduri" dengan alasan bahwa kalimat dengan dibaca demikian akan menuntun kita pada kekhusuan yang lebih dalam.


Dari kesemuanya yang berbeda tersebut saya tetap memegang tata aturan yang disampaikan bapa saya yaitu "....minhul buduru", namun dalam posisi berdiri semuanya sepakat tidak mengangkat tangan seperti membaca doa, melainkan dengan posisi tangan dibawah perut seperti bersedakep (dengan posisi tangan didepan bukan dibelakang). 

K. masrukhin saat ditanyakan tentang ini, beliau menjawab "yakine kang pundi", beliau memaparkan bahwa semuanya atas petunjuk dari Syekhuna, kita hanya tinggal mengamalkan yang paling kita yakini.


Komentar harap ditulis pada kolom dibawah ini..........


 

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad