Kajian Nadzom "Nuhun Terang Ilmu Syareat Hakikat Thoriqot Ma'rifat" Part 3 - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Wednesday, December 7, 2016

Kajian Nadzom "Nuhun Terang Ilmu Syareat Hakikat Thoriqot Ma'rifat" Part 3

(Kang Aim, Cirebon, 7/12/2016) Kajian kali ini adalah lanjutan dari hari kemarin tentang "Lanjutan Kajian Nadzom  Nuhun Terang Ilmu Syareat Hakikat Thariqot Ma'rifat". 
 
Ilustrasi
Yang Kedua adalah Maskawin Syahadat, Maskawin ini dibayar setelah Stempel/ Bai'at sampai waktu yang tidak terbatas, tapi walaupun demikian lebih cepat dibayarkan itu lebih baik. Manfaat membayar maskawin ini sangat besar pada keberhasilan menjalankan tuntunan syekhuna. KH. Idris Anwar menegaskan bayarlah maskawin itu secepatnya nanti kita akan kawin empat sekaligus yaitu Ruh, Akal, Fikir dan Jisim.

Beliau lanjut menjelaskan bahwa kalau kita tidak lunas membayar maskawin syahadat ini, maka kita sangat sulit mendapatkan jodoh yang sekufu. Sekufu yang dimaksud adalah seiman, sekeyakinan, satu fikiran, semisal contohnya sang suami senang tawassul didukung oleh sang istri dengan mengamalkan bersama-sama, inilah yang dimaksud sekufu oleh KH. Idris Anwar.

Maskawin Syahadat tersebut terdiri dari : Lawon Sekebar, Beras Telung Dangan Ping Telu, Duit Telung Ringgit Ping Telu (penjelasannya dapat dilihat dalam buku mencari ridho Allah hal. 104) semua ini disedekahkan kepada yang membutuhkan dengan niat membayar maskawin syahadat. bisa dengan cara mencicilnya apabila tidak mampu secara langsung.

Baca artikel sebelumnya : 

Yang Ketiga adalah melatih Perkoro Songo, dan hal pertama yang harus dilatih adalah melawan Penyakit Hati Thoma' dan Ujub, karena dua penyakit ini yang sangat berpengaruh pada permulaan melaksanakan tuntunan syekhuna, apabila dua hal ini lulus maka seluruh penyakit hati yang lain akan musnah dengan sendirinya. Begitulah yang disampaikan oleh ketiga sepuh yang dimuliakan Allah (KH. Idris Anwar, Kiyai Masrukhin, dan Ki Suta Jaya).

Kisuta bercerita pada saya, bahwa Beliau diajak oleh Abah Amang Bugel menghadiri Maulid Nabi, maka Ki Suta Jaya tidak makan dirumah karena pasti akan banyak makanan disana, sesampainya disana boro-boro mau makan minumpun tidak ada. Kisuta sangat kecewa karena kelaparan. Setelah bercerita itu beliau bertanya kepada saya "Mengkonon ya cung". Saya terdiam karena hari kemaren saya mengharapkan sesuatu dari acara syukuran tersebut, padahal saya menjadi imam tapi ternyata tak mendapatkan apa-apa. Sungguh begitu awasnya pandangan Ki Suta Jaya sampai-sampai saya tak dapat berkata apa-apa, rasa malu dan menyesal yang tak terkira. Namun Ki Suta akhirnya memindahkan topik ceritanya, sungguh lega perasaan ini karena terhibur dengan cerita yang lain.

Contoh yang kedua adalah Ujub merasa bangga pada amal yang dikerjakannya, menurut beliau-beliau kalau kita rajin menjalankan tuntunan syekhuna maka penyakit ini menjadi penyumbang pertama dalam diri kita, sehingga kita akan merasa lebih baik dari yang lain, merasa prihatin pada orang lain yang jarang ke masjid, dan semacamya.

Naudzubillah, sedangkan selama ini kedua penyakit itu menjadi teman kita, bagaimana kita bisa sukses menjadi murid Syekhuna..?? 

Bersenana Ati Kang Banget Kotore
Syirik Hasud Ujub Riya Takabbure
Ujub Riya Takabbur Dengki Singkirana
Hasud Thoma' Ngrusak Pangkat Dadi ina


Komentar Tulis dalam kolom dibawah ini..........

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad