Sang Pembawa Pesan "Ki Suta Jaya" Part I - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Sunday, November 27, 2016

Sang Pembawa Pesan "Ki Suta Jaya" Part I

(Kang Aim; Cirebon, 28/11/2016) Tulisan ini saya tulis karena semalam saya teringat akan sosok orangtua saya yang selalu membangunkan untuk sholat Tahajjud. 10 kali saya dibangunkan beliau walau dalam jarak yang begitu jauh. Subhanallah..  

Silaturrahmiku kali ini dengan adik bungsuku bertepatan dengan bulan Shafar. Sesampainya disana kami disuguhi Cimplo, Kisuta berucap "apeme dipangan cung". Sambil santai makan cimplo Kisuta pun mulai bercerita tentang sejarah kematian Syekh Siti Jenar (kami khusu' mendengarkan walau tak paham kami akan diarahkan kemana).

Ki Suta Jaya
Beliau lanjut bercerita bahwa setelah Syekh Siti Jenar dimakamkan, malam harinya dimakam tersebut sangatlah ramai karena ada banyak kerbau hingga 40 ekor dan anak kecil 21 orang. Kisuta bertanya pada kami "Piraan keboe" adikku menjawab "Loroan bah". tak sempat berucap apapun Kisuta segera berkata "Dadi kang sijie ora kebagian Kebo". Beliau lanjut bercerita, Karena tidak kebagian Kerbau akhirnya si anak yang satu ini menangis sepanjang jalan hingga sampailah bertemu dengan Sunan Bonang. Sunan Bonang memberikan nama kepada anak tersebut "Suta" dan kemudian memberinya makan apem/cimplo (kamipun baru sadar kearah mana cerita itu, kami semakin khusu mendengarkan). Setelah Anak tersebut dititipkan kepada embah Kuwu, beliau menggelari dengan nama "Jaya" menjadilah "Suta Jaya". Suta Jaya dalam keraton tersebut berperan sebagai penjaga Pusaka Sakti dan sesekali ikut berperang. 

Disuatu hari Ki Suta Jaya diperintahkan oleh Gusti Syarif untuk pergi ke Gunung Ciremai, dalam perjalanannya tersebut Ki Suta Jaya menemukan sebuah Musholla ditengah hutan yang sangat rapih dan bersih.


Dalam kondisi berdiri memperhatikan musholla yang aneh, tiba-tiba datang seorang lelaki dari atas langit, kemudian masuk musholla lalu mengumandangkan adzan, tak selang beberapa lama banyak yang berdatangan dari langit hingga penuh musholla tersebut dan menunaikan sholat berjamaah, selesai wirid merekapun terbang lagi. Dan tidak satupun yang menyapa Ki Suta Jaya. Dan keadaan ini berlangsung selama satu minggu, sedangkan Ki Suta Jaya masih tetap berdiri ditempat yang sama memikirkan keanehan ini.

Setelah satu minggu berlalu, Sang Imam menghampiri Ki Suta Jaya dan berucap "Gulatana Kakebonan Gagayang Putih parane ngalor ngulon saking astana gunung jati". Atas perintah itu Ki Suta Jaya turun gunung dan sungguh sangat terkejut karena bentuk jalan bentuk rumah berubah total.

Sampailah Ki Suta Jaya di panguragan, semua yang menyaksikan mengira orang gila yang datang karena berpakaian tidak lazim (berbahan waring) namun Abah Syekhuna sudah berdiri didepan pintu masjidnya dan memanggil Ki Suta Jaya dengan nama 'Tonggeret'. Sungguh Ki Suta Jaya sangat terkejut karena yang didepannya adalah orang yang menjadi Imam musholla yang ditengah hutan.

Tonggeret Tongker
Aja Gerek Ngaku Pinter

Wallahu A'lam.......

Yang Mau Komentar, tulis dalam kolom dibawah ini melalui akun Face book....

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad