Kajian Nadzom "Nuhun Terang Ilmu Syare'at, Hakekat, Thoriqot, Ma'rifat" Part 1 - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Thursday, November 24, 2016

Kajian Nadzom "Nuhun Terang Ilmu Syare'at, Hakekat, Thoriqot, Ma'rifat" Part 1

Ya Allah Ya Rosulullah Ya Syekh Mubin Nuhun Karomat
Nuhun Terang Ilmu Syare'at Hakekat Thoriqot Ma'rifat

Penggalan Nadzom ini biasa kita baca dalam Tawassulan, yaitu terdiri dari 9 bait nadzom yang disumbangkan oleh Kiyai Masrukhin Kudus kepada Syekhunal Mukarrom Abah Umar pada 20 Robi'ul Akhir 1385 /18 Agustus 1965.

Dalam Memahami Kontek Empat Pilar Tasawwuf ini, hampir semua pandangan memiliki kandungan makna yang sama, yaitu empat pilar yang harus dilewati oleh seseorang yang belajar dekat dengan Allah. Sehingga empat pilar ini dilambangkan sebagai berikut; Syare'at dilambangkan dengan Perahu, Thoriqot dilambangkan dengan Laut, Hakikat dilambangkan dengan Dalamnya Laut, sedangkan Ma'rifat dilambangkan dengan Permata. Jadi dapat dipahami, apabila hendak mendapatkan Permata harus mengendarai perahu dengan mengarungi lautan dan kemudian menyelam sehingga akan didapatkan permata. Ini adalah rangkaian perjalanan ibadah seorang hamba yang harus melaksanakan Syare'at, Thoriqot, Hakekat, dan Ma'rifat.

Dalam nadzom tersebut diatas menjadi pertanyaan besar bagi saya, dipandang dari urutannya saja sudah berbeda, mungki maknanyapun berbeda. Dikalangan Ahli Tasawwuf urutannya adalah Syare'at, Thoriqoh, Hakekat, Ma'rifat, sedangkan dalam nadzom urutannya adalah Syare'at, Hakekat, Thoriqot, Ma'rifat.


KH. Idris Anwar Kuningan (Abah Idris)

KH. Idris Anwar Kuningan menjelaskan bahwa Apabila kita menjalankan Syare'at maka akan didapatkan Hakikat, dan apabila kita menjalankan Thoriqot maka akan didapatkan Ma'rifat, hal ini dijelaskan dalam Kitab Al-Risalah Al-Qusyairiyah. 

Beliau melambangkan Syare'at sebagai perahu Nabi Nuh, maka barangsiapa naik perahu tersebut maka Hakikatnya Selamat dari banjir (Syare'at mendapatkan Hakikat). Selanjutnya setelah perahu tersebut terdampar yang artinya banjir telah surut, mka Nabi Nuh memerintahkan kepada seluruh penumpang perahu untuk bersujud dan bersyukur pada Allah, namun satu binatang yang tidak sujud yaitu Babi sehingga dikutuk menjadi najis sampai hari qiyamat. Sang babi tidak patuh pada Thoriqot nabi Nuh sehingga tidak mendapatkan Keselamatan Sejati/ma'rifat. Sedangkan sebaliknya yang patuh pada Nabi Nuh mendapatkan keselamatan sejati (Thoriqot mendapatkan Ma'rifat).
 

Akhirnya sekitar tahun 2003 saya menuju kudus untuk menanyakan langsung kepada sang penyumbang nadzom yaitu Kiyai Masrukhin. Menanggapi pertanyaan saya Kiyai Masrukhin menangis, sehingga sayapun ikut menangis entah kenapa air mata saya keluar dengan sendirinya. Dengan suara lirih Kiyai Masrukhin menjawab "Lakonono tuntunan Syekhuna, Pasti Ketemu".

(Kang Aim, Jum'at  25-11-2016)

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad