Tatacara Berziarah Pada Pasarean Syekhuna - Kang Aim Cimandor

Terbaru

Post Top Ad

Saturday, October 20, 2018

Tatacara Berziarah Pada Pasarean Syekhuna

Kang Aim (Cirebon, Ahad 21/10/2018), Malam Jumat kemarin di masjid kebon melati seorang sahabat bertanya pada saya tentang tatacara berziarah pada syekhuna. Alhamdulillah pertanyaan ini pun pernah saya tanyakan pada salah seorang sesepuh.

Saat saya masih bersama Abah KH. Idris Anwar Kuningan, sempat saya tanyakan mengenai bagaimana cara berziarah pada makbaroh Syekhuna (dalam hal ini yang saya tanyakan adalah bacaan apa yang harus saya baca saat berada dipusara syekhuna?). Mendengar pertanyaan saya, Abah Idris terdiam sejenak seakan tertegun dengan pertanyaan saya. namun tak lama beliau mulai bicara menceritakan apa yang beliau alami. 

Makbaroh Syekhuna (Al-Habib Umar Bin Isma'il Bin Yahya)

Abah Idris bercerita bahwa beliau sempat bertanya hal yang sama pada Syekhuna, pada saat itu Syekhuna masih hidup mendampingi para santrinya. menurut abah Idris saat itu Syekhuna sudah sangat Sepuh, sehingga hal baru yang akan dihadapi oleh para santrinya adalah menziarahi syekhuna, dengan dasar pemikiran itu abah idris memberanikan diri untuk bertanya pada syekhuna mengenai tatacara ziarah apabila syekhuna sumeren kelak.


Mendengar pertanyaan abah Idris tersebut, terlihat senyum Syekhuna yang sejuk membawa kedamaian pada hati sang penanya. tidak banyak basa-basi dengan kalimat yang cukup ringkas syekhuna menjawab "Tawasul, Syekh hadi sampe Syekh Hafidz kabeh". 

Pemaparan Abah Idris ini membuat saya semakin penasaran karena belum begitu mengerti apa yang dijawab oleh syekhuna tersebut. sehingga saya menanyakan kepada beliau apa yang dimaksud dari jawaban syekhuna tersebut.

Abah Idris pun menjelaskan bahwa tatacara berziarah di pasarean syekhuna adalah dengan membaca Bacaan Tawassul yang biasa syekhuna pakai, namun dalam kalimat "Allahumma bijahi adam dst" diganti dengan Syekh Hadi sampe Syekh Hafidz sallimna, Syekh Hadi sampe Syekh Hafidz Khollisna, dan seterusnya sampe Sabbit Imanana.

Demikianlah pemaparan yang saya dapatkan dari abah Idris, dengan modal itu saya menanyakan hal yang sama kepada K. Masruhin, jawaban beliau hanyalah dengan Tawassul, dan K. Masruhin belum pernah bertanya pada syekhuna tentang hal tersebut.  

No comments:

Post a Comment

Post Top Ad