(Kang Aim, Cirebon 18/12/2016) Syekhuna menuntun muridnya begitu teliti, sehingga hal-hal terkecil pun diperhatikan. Para sepuh bercerita bahwa Syekhuna mengajarkan disaat tawassul harus semangat dan berdoa posisi tangan diangkat (tidak menyentuh kaki).
![]() |
Minimal posisi mengangkat tangan dalam berdoa |
K. Masrukhin apabila Tawassul tangannya diangkat, bahkan saking semangatnya saya pernah melihat beliau berdiri membakar semangat jamaah untuk mengangkat tangannya dan mengeraskan suaranya.
KH. Idris Anwar membaca "Ya Hadi dst." tidak menggunakan hitungan pasti (walaupun yang saya lihat beliau menghitung Tasbih), karena apabila jamaah tawassul membacanya loyo /tidak bersemangat bacaan tersebut tidak berhenti walau hitungan sudah lebih dari lima ratus kali.
Baca Juga : Kisah Inspiratif "Dajjal Masuk Masjid"
Embah Ahmad Kebon Danas apabila melihat santrinya berdoa dan posisi tangannya masih standard, beliau menghampirinya, dipegang tangan santrinya tersebut diangkat tinggi-tinggi, dengan alasan bahwa kita ini diibaratkan sedang tenggelam dalam banjir dosa dan salah, sehingga tangannya harus tinggi-tinggi meminta pertolongan, apakah bisa meminta pertolongan dari banjir apabila tangan kita hanya nyantai dibawah.
Syekhuna menadzomkan aturan Muhaiminan
Ayu maju ayu jalan
Aja mandeg ning tengah dalan
Orad syahadat ya banget terang
Aja mandeg ana kang ngadang
Maca orad ba'da sholat
Aja isin ana wong liwat
Maca Muhaiminan ngadege kang temenan
Aja blenak ana kang nyawang
Maca Muhaimin ayu kang temenan
Aja isin umah pinggir dalan
Waktu Muhaimin aja sungkan ngangkat tangan
Sebab lagi ngadep ning pengeran
Allah ningali ya ora telat
Sing ditingali pada hiyanat
Diupai akal pada hiyanat
Sababe hiyanat atine bejad
Allah ningali ya luwih terang
Sing ditingali atine malang
Kadangkala mulang mung luruh barang
Bagen salah asal kita blendang
Subhanallah.. Kangen pengen bertemu kembali dengan beliau-beliau.................
Komentar harap ditulis pada kolom dibawah ini................
No comments:
Post a Comment